Jumat, 10 Juli 2020

IMPERFECT


Dia nggak sempurna. Dia pernah buat aku sedih, nangis, marah, bahkan kecewa. Aku juga pernah merasa terbuang dan tak berharga baginya. Tapi bukankah memang sabarku untuk dia?

Kau tahu? Dibalik kelemahannya, dia orang yang dewasa untuk manjaku, untuk aku yang selalu ingin diperhatikan, disayang, dan didengar. Selalu bersedia kurepotkan. Dia pendengar yang hebat. Tatapannya yang teduh untuk setiap kekhawatiranku dan ketakutan-ketakutan kecilku. Mendukung setiap hal baik yang kulakukan, penenang kecemasanku.

Walau begitu dia juga bisa bandel. Bukan bandel karena balas chatku yang lama, atau lupa tanya aku sudah makan apa belum. Aku cuma kesel kalau dia susah dibilangin. Dia suka lupa sama kesehatannya sendiri, suka ngopi dan begadang. Apalagi kalau ngejar deadline, semaleman bisa nggak tidur. Kalau aku mau ngomel, bilangnya "Aku jagain kamu tidur, makan nyamuk biar nyamuknya nggak makan kamu". Kalau udah gitu aku bisa apa?

Jadiii, pilihannya cuma dua. Mau melengkapi ketidaksempurnaannya. Atau, kalau maksa dapat yang sempurna, coba deh jadi sempurna dulu. Aku sih, pilih yang ketiga. Ya kamu, hehe.

Untuk yang ku panggil sayang,
Dan kucintai berulang-ulang.

Senin, 13 April 2020

April (Lagi)


Ini hari kesekian ribu bersamamu. Siapa sangka, orang yang dulunya tak sedikitpun terpikir olehku malah menemaniku tumbuh.

Untuk kamu yang selalu aku banggakan, aku bukanlah apa-apa dan siapa-siapa. Maka dari itu bersedialah denganku. Kita tidak pernah tahu takdir Allah, itu sebabnya aku melakukan apapun yang aku mampu sebagai bentuk usahaku. Lalu akan kurayu penciptamu, agar takdir bersama tetap di pihak kita sampai akhir hayat. Aku tahu dan cukup sadar dengan segala ketidaksempurnaanku. Itu sebabnya aku berusaha untuk memperbaiki dan terus menjadi lebih baik dari hari lalu. Bukan untuk kamu saja, utamanya untuk aku. Aku hanya ingin memantaskan diri agar bisa dan mampu terus melangkahkan kaki denganmu. Seseorang yang tak juga sempurna, namun bisa melengkapiku. Terimakasih, telah mengijinkanku singgah lalu menetap.


Untuk yang ku panggil sayang,
Dan kucintai berulang-ulang.

Selasa, 04 September 2018

Tetap Kau, RINDU

Tak sanggup lagi ku tuk berucap. Tanganku tak mampu lagi mengeluarkan kata tentang apa yang kurasa. Bibirku kelu, tanganku ngilu. Air mata marah, karena tuannya berusaha mengurasnya setiap hari. Lagu pun tak mampu untuk mewakili perasaanku. Kali ini aku sulit memahami rasaku. Tak mampu ku ungkapkan. Kertas, pena, dia pun seakan lelah dengan yang kurasa. Dia mungkin saja bosan, karena tangan ini selalu menari-nari merangkai huruf yang itu-itu saja. Ya, R-I-N-D-U.

Rindu, kau indah. Senang bisa bertemu, berkenalan, dan berteman dekat denganmu. Terimakasih telah menemani hariku, senangku, sunyiku, dan sepiku.
Rindu, kau lucu. Kau seringkali membuatku tersenyum walau sesekali kau membuatku menangis.

Teruntukmu yang kuharap juga rindukanku. Rindu yang telah kita buat jangan pernah kita salahkan. Ia bukan sesuatu yang membuat kita, tapi kitalah yang membuatnya. Karena mencintai seseorang bukan berarti harus mengucapkan atau menuliskan namanya setiap hari. Tapi lebih jauh daripada itu.

Untuk yang ku panggil sayang,
Dan kucintai berulang-ulang.

Senin, 17 April 2017

Akulah Seseorang yang Hebat

Kan sudah ku bilang, rinduku biarlah jadi urusanku. Kau mau rindu atau tidak biarlah itu yang akan jadi urusanmu. Kau tahu tidak? Akulah seseorang yang hebat, aku rela merindu dan menunggu. Mungkin aku lebih sering terdiam, namun bukan berarti aku tak perasa. Hatiku menangis walau pipiku kemarau, tapi sudahlah tak usah mendramatisir keadaan. Yang jelas aku tak akan mengomel. Karena sejak saat itu aku mulai belajar untuk benar-benar tenang dan sabar. Aku mulai bersikap dewasa untuk menghadapi semua terutama dirimu. Kau ingin aku seperti itu bukan? Tak merengek saat kau tinggalkan. Sepertinya kau berhasil. Namun jika sesekali aku acuh, artinya aku bertarung keras dengan egoku. Niatku memang baik, tapi perasaan tak bisa diajak kompromi. Perasaanku tak bisa berdusta. Bagaimana? Apa sekarang kau sependapat denganku?  Apa kau juga menganggapku hebat? Jika iya, aku akan berterimakasih padamu. Karenamu aku hebat. Jika tidak, TERSERAH KAU.

Untuk yang ku panggil sayang,
Dan kucintai berulang-ulang.

Kamis, 13 April 2017

Bukankah Hari Ini Hari Jadi Kita?

Kau tahu wanita apa yang tak tahu diri?
Dia adalah wanita yang tidak menuliskan satupun puisi untuk lelakinya di hari ini. Lalu, bukankah hari ini adalah hari jadinya?

Entahlah, kenapa lidahku hari ini jadi kelu. Otakku susah untuk merangkai kata walau sudah kupaksa. Hari ini otakku hanya penuh dengan memori-memori tentangmu. Ingatan tentang beberapa tahun silam saat kau berkata ingin memberi warna di hidupku yang saat itu abu-abu. Masih sangat jelas teringat, rasanya baru kemarin telingaku mendengarnya.

Ya, memang aku tak tahu diri. Aku hanya mampu mengumbar kata rindu di setiap harinya. Sedangkan hari ini tak sepatah katapun keluar dari bibirku. Maaf. Yang harus kau percaya adalah, aku bahagia bertemu dengan seseorang sepertimu diantara milyaran orang yang ada. Apa aku boleh merasa beruntung? Mungkin harus bersyukur!

Untuk yang ku panggil sayang,
Dan kucintai berulang-ulang.

Jumat, 07 April 2017

Terimakasih, Tuan

Untukmu yang kurindukan berulang-ulang. Aku sangat merindukanmu disetiap harinya. Itu sudah seperti menjadi makanan harianku, dia menjadi pelengkap rasa-rasa yang lain. Apa kau pun begitu? Ah, aku tak peduli. Yang kupedulikan cukup rinduku saja. Kau tak rindupun itu hakmu.

Untukmu yang sekarang tak bisa kutatap matanya. Sesekali kau buat pipi ini basah tak pernah kemarau. Entah karena rindu atau sikapmu. Tapi tetap saja tak henti kupikirkanmu.

Kamu, tanpa disadari selalu memberiku kekuatan yang membuat aku tidak menyalahkan siapapun juga tidak menyalahkan keadaan tentang sebuah jarak. Kamu selalu mampu memberiku rasa percaya bahwa ada cahaya di ujung lorong sana, ada bahagia di ujung jalan sana. Terimakasih, Tuan. Aku mencintaimu seburuk-buruknya perlakuanmu padaku.

Untuk yang ku panggil sayang,
Dan kucintai berulang-ulang.

Minggu, 02 April 2017

Rindu Kenangan

Setiap orang punya kisahnya masing-masing. Dalam kisahnya, ia harus berjuang, berdiam dan menunggupun juga bagian dari perjuangan.

Setiap malamku selalu ku isi dengan kenangan dan ingatan. Entah mengapa akhir-akhir ini aku rindu. Rindu untuk jalan berdampingan dan menyatukan kedua telapak tangan lewat sela-sela jari. Aku rindu akan genggaman tanganmu yang dulu tak pernah sedikitpun kau lepas dari tanganku. Aku harap kamu mengerti yang ku maksud. Dengan ketidakpekaanmu itu, mengapa aku bisa mencintaimu dengan cinta yang tak benar-benar aku pahami?

Atau memang lebih baik begitu? Daripada tangannya saling genggam namun hati saling hantam, terlihat mesra dalam terang tapi tak akur dalam gelap. Yaahhh, apalah arti jalan berdampingan namun hati bersebrangan, apalah makna bergandengan tangan namun hati ada pertempuran. Aku berharap bisa berfikir positif dan mensyukuri apa yang terjadi saat ini. Bersyukur merindukan hal indah bersamamu.

Ada perasaan rindu yang tak benar-benar aku ungkapkan. Rindu yang kudiamkan, terlalu sibuk pada penantian hingga berakhir pada air mata. Kekhawatiranku yang tak pernah kuceritakan padamu, tentu tak pernah kau pikirkan. Ketakutanku membungkam segalanya. Aku takut. Aku takut dangan banyak hal yang diam-diam menyerang kita dari belakang. Kebersamaan kita yang memang tak berjalan dengan mudah ini cukup membuatku lelah. Apakah kisah kita punya akhir bahagia? Seringkali kumaafkan kesalahanmu, seringkali kumaklumi keegoisanmu, dan selalu keberikan senyum terbaik ketika sesungguhnya aku ingin menangis.

Untuk yang ku panggil sayang,
dan kucintai berulang-ulang.

IMPERFECT

Dia nggak sempurna. Dia pernah buat aku sedih, nangis, marah, bahkan kecewa. Aku juga pernah merasa terbuang dan tak berharga baginya. Tap...